Title     : I Finally Find Someone

Author : MickHee

IFFS 2

Inspirated by Kim Ji-Kyung

————————————————————————————————————–

>>Seoul Hospital :: 13.47 PM<<

Seseorang tengah berbaring di sebuah ranjang putih dengan infuse dan perban yang membalut lengan dan kepalanya. Di sisi ranjang tersebut seorang gadis tak henti-henti nya menangis sambil berdoa memohon agar pria itu segera sadar.

“Kumohon bangunlah~ Kumohon bangunlah.” Gumam Hyun-Hee terus menerus. Tiba-tiba pintu terbuka dan masuklah seorang pria dengan postur tubuh yang tinggi. Aura pria itu terkesan dingin namun sorot matanya menandakan ia sangat khawatir dengan keadaan seseorang yang terbaring tak sadarkan diri diranjang itu.

“Maaf, aku sungguh-sungguh minta maaf atas kejadian ini. Aku sangat ceroboh mengendarai mobil hingga aku sampai menabrak kekasihmu. Aku sangat menyesal.” Pria itu menunduk.

Hyun-Hee tersentak. Apa yang pria itu katakan? Siapa yang kekasih siapa? Ini tidak benar!

Gwaenchanayo. (tidak apa-apa) Itu bukan kesalahanmu. Aku yang ceroboh dengan seenaknya menyebrang jalan. Dan err.. soal dia kekasihku? Maaf, aku rasa kau salah paham. Dia—” Belum sempat Hyun-Hee melanjutkan perkataannya telah dipotong oleh seseorang.

“Jadi kau tidak mengakui bahwa aku kekasihmu eh?” Hyun-Hee kaget. Ia menoleh ke samping dan mendapati Minhyun—pria yang terbaring diranjang—telah sadarkan diri.

“Kau baik-baik saja? Maaf aku ceroboh sampai menabrakmu.” Pria tinggi yang sedari tadi diam di depan pintu kini mendekati Minhyun. Berharap ia baik-baik saja.

“Aku tidak apa-apa. Jangan khawatir.” Ucap Minhyun. “Ngomong-ngomong kau siapa?”

“Ah, aku belum memperkenalkan diri. Aku Kyuhyun. Cho Kyuhyun.” Pria bernama Kyuhyun itu memperkenalkan dirinya.

“Aku Hwang Minhyun.”

“Dan kau nona cantik?” Tanya Kyuhyun pada Hyun-Hee.

“A..aku..aku Hyun-Hee. Han Hyun-Hee.” Jawab Hyun-Hee dengan muka memerah.

“Ah, aku jadi merasa sangat bersalah pada kalian berdua.” Kyuhyun mengusap tengkuknya. “Untuk biaya rumah sakit biar aku yang tanggung, jadi kau tidak perlu cemas Minhyun-ssi.”

“Ah, ya terima kasih.”

“Baik, aku tidak mau berlama-lama disini dan mengganggu kalian berdua  hahaha.” Kyuhyun mengambil sesuatu dari saku jasnya. “Jika ada sesuatu, hubungi saja aku.” Ia meletakkan kartu namanya di atas sebuah meja kecil di dekat pintu.

“Sampai jumpa! dan cepat sembuh Minhyun~a. Aku akan menjengukmu lagi nanti.” Pria itu menghilang di balik pintu.

Setelah kepergian pria itu, Hyun-Hee langsung menatap Minhyun dengan tatapan tak suka, “Heh, apa maksudmu mengatakan aku adalah kekasihmu di depannya hah?”

“Kenapa? Apa tidak boleh?” Tanya Minhyun dengan ekspresi datar membuat Hyun-Hee makin jengkel.

“Jelas saja! Itu tidak sopan tau! Aku bahkan belum mengenalmu dan kau seenaknya berkata seperti itu di depan orang lain.”

“Baiklah,” Minhyun sedikit mengangkat tubuhnya bersandar pada kepala ranjang. “Aku Minhyun. Hwang Minhyun. Sudah? kau mengenalku sekarang?”

“Tsk! Kutukan apa yang tuhan berikan padaku sampai-sampai aku bertemu dengan pria sepertimu? Kalau bukan karna kau telah menolongku, aku tidak akan mau berlama-lama disini!” Gerutu gadis bermarga Han itu.

“Tapi sepertinya tuhan memang mempertemukan kita berdua disini.”

*****

>>BBF Café :: 16.03 PM<<

“Pesanan anda. Segelas lemon tea.” Hyo-Rin menaruh minuman itu di atas meja. Ia sesekali melirik pria yang tengah duduk di meja itu.

“Bisakah kau menemaniku duduk dan mengobrol disini?” Tanya pria itu saat Hyo-Rin hendak pergi dari tempatnya berdiri.

“Aku? Tapi aku harus menyelesaikan pekerjaanku dulu.” Jawab Hyo-Rin. Ia sebenarnya sangat ingin mengobrol dengan pria itu dan menatapnya dengan jarak dekat. Tapi gengsi sepertinya lebih dominan sehingga ia malah mengucapkan kata-kata sebaliknya.

“Maaf! Bisakah aku pinjam dia sebentar?!” Pria itu mengangkat tangannya dan berteriak pada seorang gadis yang tengah berada di meja kasir. Membuat semua orang yang berada di sana menoleh ke arahnya. Hyo-Rin yang menjadi pusat perhatian mulai merasa malu. Ia menundukkan kepalanya. Gadis di meja kasir itu mengangguk dan mengangkat tangannya mengisyaratkan tanda ‘OK’.

“Jadi bagaimana?” Tawar namja itu lagi. Hyo-Rin akhirnya duduk, masih dengan menundukkan kepalanya. Pria itu mengulurkan tangannya membuat Hyo-Rin mendongak dengan ekspresi bingung.

“Aku Byun Baekhyun. Kau?” Hyo-Rin dengan ragu-ragu menjabat tangan Baekhyun.

“Shin Hyo-Rin.”

“Kalau boleh tau, kenapa kau mengkhawatirkan ku tadi? Bahkan kau belum mengenalku kan?” Tanya Baekhyun. Jujur, ia sedikit heran dengan gadis di hadapannya ini.

“Ah, itu…itu…aku hanya cemas melihat orang-orang dengan wajah frustasi jadi aku ingin membantunya. Itu saja.” Jawab Hyo-Rin asal. Ia bingung harus menjawab apa karna ia sendiripun tidak tau kenapa ia bisa mengkhawatirkan namja itu. Ia hanya mengikuti suara hatinya. ‘dasar Hyo-Rin bodoh!’ rutuknya dalam hati.

“Begitu ya. Kau tau, sifatmu yang seperti ini jadi mengingatkanku pada seseorang.” Ucap Baekhyun dengan senyuman miris.

*****

            Ji-Kyung tengah memperhatikan seseorang sambil terduduk di meja kasir. Ia sangat serius memperhatikan hingga tak mendengar suara pelanggan yang memanggilnya.

“Ji-Kyung~a, apa kau akan tetap melamun seperti itu sampai café ini tutup huh?” suara Kai membuyarkan pikiran Ji-Kyung.

“A-ah? Kau bilang apa?” Kagetnya.

“Aish, sudahlah. Sepertinya kau perlu istirahat sebentar. Minggir! biar aku menggantikanmu disini.” Tawar Kai.

“Ah tidak usah. Kau kembalilah ke dapur.” Tolak Ji-Kyung. Ia lalu kembali fokus pada seseorang yang ia perhatikan tadi. Tapi Kai tetap tidak bergeming dari tempatnya dan malah menghalangi pandangan Ji-Kyung.

“Ya! Sana~” Protes Ji-Kyung sambil mengibaskan tangannya mengisyaratkan agar pria itu minggir.

“Apa yang kau lihat hah?” Tanya Kai, “Serius sekali wajahmu.” Kini pria itu telah berdiri di samping Ji-Kyung sambil memperhatikan arah pandang gadis itu.

“Kau lihat itu,” Tunjuk Ji-Kyung. “Aku tidak tau kalau Hyo-Rin mempunyai teman dekat seorang pria.”

“Mungkinkah itu namjachingu nya?”

“Mana mungkin. Dia tidak pernah menceritakan apapun padaku mengenai seorang namja.”

“Bisa saja dia merahasiakannya darimu.”

“Itu juga tidak mungkin. Di antara kami tidak boleh saling merahasiakan apapun.”

“Setiap orang pasti punya rahasia yang tidak akan ia ceritakan pada siapapun kan?”

“Ya!” Kesal Ji-Kyung.

“Hei aku kan tidak mengatakan hal yang salah, kenapa kau marah?” Sungut Kai kebingungan.

“Kim Jong In! aku tidak ingin berdebat denganmu. Sudah sana kembali ke dapur.” Ji-Kyung mendorong Kai menjauh.

“Ya, jangan sebut nama itu disini!”

*****

            Min-Shik terus menekuk wajahnya sepanjang perjalanan. Dia dan tentu saja teman setianya—Park Min-Young—yang mungkin tidak bisa dikatakan setia lagi karena saat ini temannya itu sedang asik ber-telpon-ria dengan seorang namja idamannya dan malah mengabaikan Min-Shik.

Mereka sedang menuju ke café Ji-Kyung untuk membantunya disana. Ah tapi mungkin hanya dia saja yang akan membantu pekerjaan Ji-Kyung karena kenyataannya teman disampingnya ini pasti akan asik sendiri dengan handphone nya.

“Ya! Sampai kapan kau akan berbicara dengan benda tipis itu hah?! Kita sudah sampai!” Omel Min-Shik, “Turun!”

Min-Young melihat sekeliling, “Eo?..ah sudah dulu ya oppa, nanti kutelpon lagi. Bye~” ia lalu melenggang turun dari mobil meninggalkan Min-Shik yang memasang muka sebal kearahnya.

‘Tring~’

Annyeong!! Ji-Kyung~a!” Teriakan Min-Young cukup mengagetkan Ji-Kyung yang sedang asik memperhatikan Hyo-Rin dan Baekhyun.

“Min-Young~a!! Lama tidak bertemu!” Sapa Ji-Kyung riang, “Bagaimana kau bisa kemari?”

“Bukankah café mu baru di rilis? Aku datang untuk membantumu di hari pertama pembukaan café ini.”

“Cish! Aku tidak yakin kau akan membantu.” Cibir Min-Shik yang baru saja datang menghampiri mereka.

“Min-Shik~a! Kau juga datang? Gomawoyo chinguya~” Ji-Kyung memeluk kedua teman baiknya itu, “Kau datang bersama siapa? Kyuhyun?”

Ani. Namja bodoh itu mana mau mengantarkanku.” Sungut Min-Shik. “Aku datang bersamanya.” Ia melirik Min-Young, “Kau tau, dia sedang melakukan pendekatan dengan seorang penyanyi terkenal.”

Mwo? Nuguya?” Ji-Kyung terlihat penasaran.

“Kim Yesung~” Ucap Min-Young dengan aura berbunga-bunga.

Mwoyeyo?!

*****

            Kyuhyun keluar dari gedung besar bertuliskan ‘Hospital’. Ia baru saja menyelesaikan registrasi dan itu artinya satu masalahnya telah beres. Dan masalah yang lebih besar yang sedang menunggu adalah Kim Min-Shik. Gadis yang sudah tiga tahun terakhir mengisi hatinya.

Sepertinya seminggu yang lalu adalah hari terakhirnya melihat Min-Shik. Ia baru saja lulus dengan nilai yang memuaskan ditambah banyak perusahaan yang menginginkannya bekerja disana. Tapi pada akhirnya ia lebih memilih bekerja diperusahaan ayahnya.

Ia ditugaskan di Jepang oleh ayahnya dan sehari sebelum keberangkatannya adalah pertemuan mereka yang terakhir. Sedih rasanya meninggalkan kekasihnya di Korea sendiri ditambah saat itu mereka sedang dalam keadaan tidak akur.

Kyuhyun mengambil ponsel nya disaku jas. Ia menekan tombol speed dial nomor satu lalu meletakkan benda tipis itu di corong telinganya. Terdengar nada sambung diseberang.

Yeoboseyo?

Neo ottiga? Uri yaegi jomhae Min-Shik~a. (Kau dimana? Kita perlu bicara Min-Shik~a.)”

*****

>>Seoul Hospital<<

“Ya, sampai kapan kau akan menahanku disini? Aku sedang ada janji!” Dengus Hyun-Hee. Ia tidak diijinkan pergi oleh pria menyebalkan itu. Dan pria itu mungkin ingin menahannya lebih lama bersamanya.

“Sampai kau mau menyetujui perkataanku tadi.” Jawab Minhyun enteng. Ia kembali membaca majalah yang sedang ia bawa walaupun pikirannya melayang pada gadis disampingnya itu.

“Tapi kan.., Aish~ Arasseo..arasseo..” Hyun-Hee akhirnya mengalah, “hanya sampai kau sembuh kan? Tidak masalah.”

Seulas senyuman kemenangan terukir jelas dibibir pria itu. Kentara sekali ia sangat senang mendengar pernyataan gadis itu. Itu artinya ia bisa melihat gadis itu lebih lama lagi, benar?

“Hitung-hitung kau membalas hutangmu padaku Hyun-Hee~ya.”

Hyun-Hee memutar bola matanya kesal, “Sesukamu sajalah. Aku sudah boleh pergi sekarang? Ada hal yang harus kukerjakan.”

Ottigaseyo? (Mau kemana?)”

Mwo? Apa segala sesuatunya aku harus meminta ijinmu tuan?” Hyun-Hee berdiri hendak pergi namun tangannya ditahan oleh pria itu.

“Sebelum pergi, bisakah kau membantuku? Aku ingin istirahat tapi sangat susah menggerakkan tubuhku.” Pria itu meminta dengan memelas membuat Hyun-Hee mau tak mau harus menolongnya.

Hyun-Hee membantu Minhyun memegang tangan dan kepalanya untuk merebahkan diri. Lalu ia juga hendak menarik selimut menutupi tubuh Minyun. Saat itu juga pria itu menarik lengannya hingga Hyun-Hee kehilangan keseimbangan dan ambruk di dada pria itu.

Hyun-Hee bisa merasakan detak jantungnya dan pria itu yang melompat-lompat bersamaan. Pria itu memeluknya. “Gomawo.”

Iris black coffe Hyun-Hee membulat sempurna. Ia dengan cepat bangkit menjauhi tubuh pria itu. Disisi lain Minhyun terkikik senang melihat wajah gadis didepannya itu bersemu merah.

Dengan cepat Hyun-Hee menunduk menyembunyikan wajahnya yang memerah. Ia kaget sekaligus kesal karena pria itu bisa dengan mudah mempermainkannya seperti ini. Sial.

*****

>>BFF Café<<

Hyun-Hee baru saja tiba di café Ji-Kyung. Ia mendorong pintu dan terdengarlah suara khas café yang berdenting nyaring.

“Ji-Kyung~a!!”

“Ya, darimana saja kau?” Ji-Kyung menyapanya lalu mengambil buket bunga yang berada ditangan Hyun-Hee.

Mianhae, aku ada sedikit masalah dijalan.”

“Masalah apa?”

“Sudahlah nanti aku ceritakan.”

“Ya Han Hyun-Hee!!” Teriakan seorang gadis membuat Hyun-Hee menoleh kearah sumber suara.

“Park Min-Young!! Hwaa~ Bogoshippoyo..” Hyun-Hee menghambur kepelukan teman lamanya itu.

Nuguya?” Tanya Hyun-Hee  pada Min-Young begitu melepaskan pelukannya.

“Eo? Kenalkan, nae chinguya. Kim Min-Shik.” Jawab Min-Young.

Annyeong, Kim Min-Shik imnida.” Min-Shik mengulurkan tangannya. “Han Hyun-Hee imnida.” Balas Hyun-Hee.

“Dia temanku sewaktu SD.” Ucap Ji-Kyung juga.

“Senang bertemu.” Hyun-Hee dan Min-Shik saling melempar senyum.

“Omong-omong mana Hyo-Rin?” Tanya Min-Young.

“Eo,” Tunjuk Ji-Kyung, “Kurasa dia sedang asik berduaan disana.”

“Apa yang terjadi?” Hyun-Hee penasaran. Sepertinya ia ketinggalan banyak berita hari ini.

“Entahlah. Mungkin kita harus mengintrogasinya nanti. Kkk.”

*****

            Minhyun memandang langit-langit ruangan serba putih itu dengan bosan. Ia kembali menatap kearah pintu masuk berharap gadis tadi muncul lagi. Entah kenapa ia sudah merindukan sosok gadis yang baru ditemuinya tersebut. Padahal mereka baru saja berpisah beberapa menit yang lalu. Mungkinkah ia secepat itu jatuh cinta?

Pintu bergeser. Minhyun dengan cepat menoleh, berpikir bahwa gadis itu akan datang lagi. Tapi senyumannya langsung hilang begitu menemukan seorang pria dengan senyum monyetnya yang selalu melekat diwajah.

“Yo! Minhyun~a!” Seru pria itu berjalan disusul dua orang pria lagi dibelakangnya.

“Aron hyung.”

“Aku membawakanmu ini! Tadaa~” Ucap Minki menyodorkan sebuket bunga kepada Minhyun.

“Aku bawa buah segar.” Tambah Doyun meletakkan buah-buah itu di meja.

“Terima kasih, kalian tidak perlu repot-repot begini.”

“Hei Minhyun~a, bagaimana kau bisa terluka begini?” Tanya Aron penasaran.

“Hmm.. aku harus mulai darimana?” Gumam Minhyun.

“Intinya aku menolong seorang gadis bodoh yang menyebrang jalan seenaknya.” Ujarnya, “Gadis bodoh yang langsung mengambil alih pikiranku.”

*****

            Kyuhyun menatap arloji hitam miliknya. Ini sudah lebih dari tiga kali ia melakukannya. Pria itu kembali menyesap coffe late yang sudah ia pesan sepuluh menit yang lalu.

“Kenapa dia belum datang juga? Aish, gadis bodoh itu.” Umpatnya.

“Siapa yang kau sebut ‘bodoh’ bocah temprament?” Sebuah suara yang sudah ia rindukan terdengar dibelakangnya. Dengan cepat ia menoleh dan menemukan Min-Shik berdiri tepat satu meter dibelakangnya dengan tangan terlipat di dada.

“Sudah berapa lama kau berdiri disana ha?”

“Kira-kira tepat saat kau menyesap minuman mu untuk yang ke-empat kalinya.” Ucap Min-Shik enteng lalu duduk dihadapan Kyuhyun.

“Kenapa tidak langsung menghampiriku? Kau ingin aku menunggu lebih lama?” Protes Kyuhyun.

“Aku hanya ingin mengetes mu.” Ujar Min-Shik ketus. Tapi sebenarnya dalam hatinya ia senang bisa melihat pria ini lagi. Wajah pria itu, suaranya, bahkan tingkah lakunya, semua Min-Shik rindukan. Tapi ia rasa gengsinya lebih tinggi hingga ia hanya bisa marah dan bersikap ketus seperti ini.

“Untuk apa memanggilku kemari? Mau mengajakku ke Game Station lagi? Maaf aku tidak bisa, aku sibuk!” Tebak Min-Shik. Ia cukup hafal jika pria ini mengajaknya bertemu pasti mereka akan berkencan di Game Station yang ujung-ujungnya gadis itu yang akan diabaikan karena Kyuhyun pasti sibuk dengan game-game nya itu.

“Aish, kau ini. Apa tidak boleh seorang pria untuk bertemu dengan kekasihnya setelah sekian lama berpisah? Aku rindu denganmu Min-Shik~a.” Ucapan terakhir Kyuhyun ampuh membuat seluruh persediaan oksigen diparu-paru Min-Shik hilang menguap entah kemana. Ini pertama kalinya Kyuhyun berani berterus terang seperti ini.

“Kau salah minum obat ya?”

“Aish gadis bodoh. Aku sedang berusaha serius!” Kata Kyuhyun kesal, “Ah, Lupakan. Lupakan kata-kataku tadi.” Ia melipat tangannya di dada dan membuang muka.

“Aih, kau kalau marah lucu Kyuhyun~a! Hahaha.” Ledek gadis itu tapi tidak mendapat respon dari Kyuhyun.

“Baiklah aku hanya bercanda. Aku juga merindukanmu Cho Kyuhyun. Sudah jangan marah padaku lagi.”

Shireo! (tidak mau). Kau harus cium aku dulu baru aku akan memaafkanmu.” Ujarnya sambil memasang senyum mesum.

“Ya! Harusnya aku yang marah padamu, kenapa sekarang malah kau yang marah padaku. Aish.” Kesal Min-Shik melihat kelakuan kekasihnya yang belum berubah ini.

“Hahaha, kalau kau tidak mau melakukannya maka aku yang akan melakukannya.” Kyuhyun berdiri dan memajukan tubuhnya hingga Min-Shik tersudut ke penyangga kursi dibelakangnya.

“Hei banyak orang disini bodoh!” Bisik Min-Shik sambil berusaha menjauhkan tubuh Kyuhyun darinya.

“Aku tidak peduli.”

“YA!”

*****

“Kenapa sekarang semua teman kita bermesraan disini?” Ujar Min-Young.

“Maksudmu?” Ji-Kyung tak mengerti.

“Lihat! Dipojok itu Hyo-Rin bersama kekasihnya dan di meja nomor tiga ada Min-Shik dan Kyuhyun. Aish, ini membuatku cemburu!” Keluh Gadis bermarga Park itu.

“Kalau begitu ajak saja Yesung-mu kesini dan kalian bertiga bisa triple date disini hahaha.”

“Mana sempat dia ketempat seperti ini. dia terlalu sibuk.” Jawab Mon-Young dengan wajah cemberut.

“Hyun-Hee mana?” Tanya Ji-Kyung karena tidak melihat sosok gadis itu berkeliaran disekitar café.

“Baru saja dia pergi. Katanya ingin menjenguk orang yang menyelamatkannya itu.”

“Ji-Kyung~a…” Bisik Onew dan Kai dari arah dapur. Ji-Kyung segera menghampiri mereka.

“Apa?”

“Mulai besok aku dan bocah ini—“

“Jangan menyebutku ‘bocah’ Lee Jin Ki.” Protes Kai.

“Ah, maksudku Jong In dan aku tidak bisa lagi bekerja di café ini lagi bersamamu. Kau tau kan aku harus melanjutkan perusahaan orang tua ku dan bocah ah maksudku Jong In harus belajar untuk ujian kelulusan nanti.”

“Baik—”

“Ji-Kyung~a!” Teriak J.Heart yang berlari sambil membawa nampan, “Mulai besok aku—”

“Tidak bisa bekerja disini lagi kan?” Potong Ji-Kyung yang tau pemikiran pria itu.

“Darimana kau tau?”

“Mereka juga sama denganmu.” J.Heart memandang Onew dan Kai sebentar, “Lalu siapa yang akan membantumu disini kalau kami bertiga tidak ada?”

“Aku sudah dibantu teman-temanku disini. Lagipula aku bisa mencari pekerja paruh waktu yang bersedia bekerja disini.” Kata Ji-Kyung.

“Ah, padahal kalian bertiga adalah flower boy di café ini, tapi sudahlah tidak apa-apa kok.”

“Kami berjanji akan mengunjungi mu kesini kalau ada waktu.”

“Terima kasih Ji-Kyung~a. Maaf tidak bisa lama-lama membantu mu.”

*****

            Min-Shik berjalan sendirian menuju rumahnya. Café Ji-Kyung baru saja tutup dan Min-Young dengan seenaknya meninggalkannya untuk bertemu pangeran-bersuara-emas-nya itu. Sedangkan kekasihnya sendiri, Cho Kyuhyun, harus segera pergi karena urusan mendadak. Cih, padahal mereka baru saja berbaikan tapi dengan sekejap pria itu sudah melupakannya dengan berbagai urusan penting.

Min-Shik memandang dari kejauhan sebuah mobil hitam yang tak asing baginya serta seorang pria dan wanita yang berdiri di samping mobil. Itu… Kyuhyun? Gadis itu menajamkan penglihatannya, berharap itu hanya imajinasinya karena terlalu banyak memikirkan pria itu. Tapi itu memang benar mobil Kyuhyun dan pria itu sedang bersama wanita lain yang bukan dirinya.

“Cho Kyuhyun brengsek!” Umpatnya kesal.

Kyuhyun membukakan pintu untuk wanita itu dan sekilas Min-Shik dapat melihat wajah wanita yang sedang bersama kekasihnya itu. Han Hyun-Hee…

TBC

Gyaaa!!! Hancur amat!! Lama gak ngetik cerita ini jadi jamuran insprirasinya kkk~ Banyak yang di edit + di ulang. Si Kai, J.Heart, sama Onew udah main kabur aja padahal baru keliatan sedikit kekeke. Aku gak dapet feeling sama mereka lagi (efek terlalu lama post) *plak. Atau nanti aku ganti aja ye flower boy di café sama orang-orang baru hohoho! Komen tetep jalan kalo udah selesai baca ^^

Salam BBuing BBuing~